Selain di Kabupaten Brebes, penutur Bahasa Sunda di Jawa Tengah juga tersebar di kawasan Banyumas Raya. Di kawasan ini muncul yang namanya dialek baru perpaduan Bahasa Sunda dengan dialek Banyumasan
, Selasa , dialek Bahasa Sunda Banyumasan dituturkan kebanyakan warga di Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir; dan Kecamatan Gumelar yang merupakan bagian selatan di Kabupaten Banyumas. Selain itu, dialek ini juga dituturkan oleh sebagian wilayah Kecamatan Bantarsari dan Kecamatan Karangpucung di Kabupaten Cilacap.
Bahasa Sunda yang dituturkan di Desa Dermaji termasuk bahasa Sunda yang tergolong kasar atau tidak mengenal tingkatan bahasa. Masyarakat Desa Dermaji menyebutnya dengan istilah Bahasa Sunda “Badeolan”. Sementara itu, wilayah yang merupakan pusat penuturan Bahasa Sunda Banyumasan terletak di Dusun Cijurig, salah satu dusun di Desa Dermaji.
Sejarah mengenai Desa Dermaji hanya dipahami dari cerita lisan yang disampaikan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Dari cerita-cerita lisan itu diyakini bahwa Desa Dermaji termasuk salah satu desa yang keberadaannya sudah cukup tua. Desa Dermaji ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-6, masa di mana Kerajaan Galuh di Jawa Barat berdiri.
Karena masuk dalam wilayah Kerajaan Galuh yang berbudaya Sunda, kehidupan masyarakat Desa Dermaji pun tidak lepas dari pengaruh budaya Sunda. Pengaruh paling besar adalah dilihat dari bahasa yang dituturkan oleh warga Desa Dermaji. Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Guru Besar Ilmu Linguistik Universitas Padjajaran Bandung, Prof. Dr. Cece Sobarna, menyimpulkan bahwa Bahasa Sunda pernah menjadi bahasa tutur mahyoritas warga Desa Dermaji.
Namun keinginan mereka terhalang oleh ketersediaan sumber-sumber pembelajaran bahasa Sunda yang mengkaitkan kearifan lokal Kabupaten Cilacap.