Nasib tragis Hungaria di final Piala Dunia 1954 dan Belanda di Piala Dunia 1974, menunjukkan untuk menjadi juara dunia dibutuhkan lebih dari sekadar tim dan skuat hebat.
Liputan6.com, Jakarta Piala Dunia 2022 di Qatar kian dekat dan dalam hitungan hari digelar mulai 20 November sampai 18 Desember 2022 di delapan stadion megah.
Namun memiliki skuad terbaik tidak menjamin sebuah negara bisa juara Piala Dunia. Dibutuhkan banyak faktor untuk mencapai titik klimaks itu, dari mentalitas hingga keberuntungan dan lainnya. "Kami belum pernah melihat tim bermain seperti ini," kata Bobby Robson, menceritakan kesaksiannya melihat Hungaria mendemonstrasikan sepak bola indah di Wembley, beberapa tahun kemudian."Seolah-olah kita baru saja melihat daratan Mars!"
Mereka sangat menonjol, di atas lapangan, karena gaya permainannya yang memusingkan dengan kontrol bola pendek dan rapat, akselerasi yang mematikan, dan kombinasi ofensif nyaris sempurna, semuanya dengan kecepatan yang sangat stabil. Belanda datang dengan generasi emasnya. Mereka memiliki Johan Cruyff, Willem van Hanegem, Rob Rensenbrink, Ruud Krol, Johnny Rep, Johan Neeskens dan lainnya. Dipimpin oleh pelatih legendaris Rinus Michels, Belanda memperkenalkan Total Football kepada dunia.
Kebalikannya, ketika mereka harus bertahan, tujuannya adalah untuk mengecilkan lebar lapangan semaksimal mungkin sehingga hampir tidak ada ruang dan waktu bagi lawan untuk bermanuver. 4 dari 5 halamanDuel Dua Maestro Sepak BolaFinal Piala Dunia 1974, seperti pembuktian siapa yang terbaik di antara dua maestro sepak bola saat itu, Johan Cruyff dan Franz Beckenbauer. Keduanya sudah bersaing di level klub, Cruyff bersama Ajax Amsterdam dan Franz Beckenbauer bersama Bayern Munchen.
Namun siapa sangka, di tengah ketegangan para pemain Jerman Barat yang digempur Total Football Belanda, mereka mendapatkan momentum untuk membalikkan semuanya.
Deutschland Neuesten Nachrichten, Deutschland Schlagzeilen
Similar News:Sie können auch ähnliche Nachrichten wie diese lesen, die wir aus anderen Nachrichtenquellen gesammelt haben.
29 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Kepala Plontos Barthez, Ciuman Blanc, Perancis Juara Piala Dunia 1998Keberhasilan timnas Perancis jadi kampiun Piala Dunia 1998 diiringi kisah kepala plontos Fabien Barthez sebagai jimat.
Weiterlesen »
29 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Kepala Plontos Barthez, Ciuman Blanc, Perancis Juara Piala Dunia 1998Keberhasilan timnas Perancis jadi kampiun Piala Dunia 1998 diiringi kisah kepala plontos Fabien Barthez sebagai jimat.
Weiterlesen »
Foto : Berburu La'eeb Maskot Piala Dunia 2022 Usai Bubaran Jumatan Masjid Al Falah Surabaya | merdeka.comBerburu La'eeb Maskot Piala Dunia 2022 Usai Bubaran Jumatan Masjid Al Falah Surabaya. Kegiatan La'eeb si Maskot Piala Dunia 2022 masih terus berlanjut ke Kota Surabaya, setelah mengunjungi Semarang. Kehadirannya langsung disambut antusias warga untuk bertemu dan berfoto di Tunjungan Plaza.,Piala Dunia,Piala Dunia 2022,Viral Hari Ini,Surabaya
Weiterlesen »
Foto : Antusiasme Warga Bertemu Maskot Piala Dunia di City Plaza Jatinegara | merdeka.comKegiatan La'eeb si Maskot Piala Dunia 2022 di Indonesia terus berlanjut. Kali ini La'eeb singgah di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Timur, yakni City Plaza Jatinegara. Kedatangan La'eeb mendapat sambutan antusias dari para pengunjung mal. Dia menjadi buruan warga untuk berfoto.,Piala Dunia 2022,Piala Dunia Qatar,Piala Dunia,Viral Hari Ini,Jakarta
Weiterlesen »
Foto : Menghitung Mundur Menuju Piala Dunia 2022 Qatar | merdeka.comHari ini, Jumat (21/10/2022) tepat sebulan sebelum perhelatan Piala Dunia 2022 digelar di Qatar. Para penggemar sepak bola di Doha mulai menghitung mundur dari alat pengukur waktu jam pasir hingga digital di Corniche.,Piala Dunia,Piala Dunia 2022,Piala Dunia Qatar,Qatar,Viral Hari Ini,sepakbola,FIFA
Weiterlesen »
Piala Dunia 2022, Kans Messi Ukir Dua Rekor Langka jika Mencapai FinalKapten timnas Argentina, Lionel Messi, bisa mencetak dua rekor langka di Piala Dunia 2022 apabila dirinya mencapai partai final.
Weiterlesen »