Imunitas ganda yang terjadi pada warga Indonesia menjadi alasan tidak adanya lonjakan kasus akibat subvarian BA.2. Karena itulah, pemerintah melakukan pelonggaran protokol kesehatan jelang Ramadhan dan Idul Fitri. Kesehatan AdadiKompas Rhamapurna
JAKARTA, KOMPAS — Imunitas ganda yang banyak dimiliki masyarakat mampu menekan lonjakan kasus akibat Covid-19 subvarian BA.2. Karena itulah, pemerintah melakukan pelonggaran protokol kesehatan menjelang Ramadhan dan hari raya Idul Fitri mendatang serta memperbolehkan warga untuk mudik.
Setelah ditelisik, diketahui bahwa vaksinasi di Hong Kong kebanyakan diberikan kepada mereka yang bukan kaum lanjut usia , di mana untuk usia 12-19 tahun sekitar 65 persen dan 20-59 tahun 85,14 persen.Sebaliknya, untuk kaum lanjut usia, tingkat vaksinasinya masih rendah, yakni untuk usia di atas 60 tahun tingkat vaksinasinya masih di bawah 60 persen, bahkan warga lansia dengan usia di atas 80 tahun tingkat vaksinasinya baru sekitar 28,62 persen.
Melihat kondisi itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk melonggarkan protokol kesehatan asalkan tetap memprioritaskan vaksinasi. Tujuannya agar para kaum lanjut usia tetap terlindungi dari risiko penularan ketika hari raya tiba. Bagi yang sudah menjalani vaksinasi dosis penguat, mereka akan dibebaskan mudik tanpa harus melakukan tes usap antigen dan reaksi berantai polimerase . Namun, bagi yang baru menerima dosis kedua, mereka harus menyertakan hasil nonreaktif dari tes antigen. Bagi yang belum menjalani vaksinasi lengkap, mereka diwajibkan menyertakan hasil negatif Covid-19 dari pemeriksaan PCR.
Kebijakan ini akan diterapkan setelah ada surat keputusan dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.