Tawuran sudah jadi tradisi antara senior ke juniornya untuk menantang sekolah lain.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polres Metro Jakarta Barat berusaha memutus tradisi tawuran antarsekolah dengan mengumpulkan siswa yang sekolahnya kerap berkelahi untuk diberi penyuluhan. Polrestro Jakbar beserta jajaran kecamatan, koramil, serta Suku Dinas Pendidikan Jakbar melakukan sosialisasi antitawuran kepada 200 siswa di GOR Tanjung Duren.
"Tawuran sudah jadi tradisi sekolah antara senior ke juniornya untuk menantang sekolah lain. Kita akan putus tradisi itu dengan menyosialisasikan bahayanya melakukan tawuran," kata Kepala Polrestro Jakbar, Kombes Pasma Royce usai memberikan arahan kepada ratusan siswa sekolah menengah atas di Jakarta, Rabu .Pasma mengatakan, pelajar harus diingatkan bahwasanya tidak ada untungnya melakukan tawuran.
Pasma lantas mengungkap kasus siswa tewas di wilayah Jakbar karena aksi tawuran. Pada kesempatan itu, Pasma mengingatkan, akan menindak tegas siswa yang kedapatan melakukan aksi tawuran hingga menimbulkan korban jiwa."Kita tindak tegas, tidak ada ampun," jelasnya. Pasma sempat ditanya berapa jumlah kasus dan siswa yang ditahan karena terlibat aksi tawuran di Jakbar. Hanya saja, ia belum bisa menjelaskan secara rinci."Kita harus melihat data ya, yang pasti cukup banyak berdasarkan hasil patroli kita," jelasnya.
Ratusan siswa yang datang itu yakni siswa SMK Islam Perti dan SMK Bhara Trikora. Dua sekolah ini diundang untuk diberikan sosialisasi lantaran kerap melakukan aksi tawuran di wilayah Grogol Petamburan.