Partai Demokrat di Kongres pada Jumat (30/12) merilis ribuan halaman laporan pajak mantan Presiden Donald Trump, memberikan gambaran paling rinci hingga saat ini tentang keuangan Trump selama periode enam tahun terakhir ini.
Partai Demokrat di Kongres pada Jumat merilis ribuan halaman laporan pajak mantan Presiden Donald Trump, memberikan gambaran paling rinci hingga saat ini tentang keuangan Trump selama periode enam tahun terakhir ini, termasuk saat menjabat di Gedung Putih ketika ia berjuang keras merahasiakan laporan pajaknya, mematahkan preseden selama puluhan tahun.
Mantan Presiden Donald Trump mengumumkan pencalonan ketiga sebagai presiden saat dia berbicara di Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, 15 November 2022. Dokumen itu juga merinci kepemilikan sejumlah rekening di luar Amerika. Menurut dokumen itu, Trump dilaporkan memiliki rekening bank di China, Irlandia dan Inggris dari tahun 2015 hingga 2017, bahkan saat ia menjadi panglima tertinggi Angkatan Bersenjata. Namun, mulai 2018 ia tidak lagi hanya melaporkan sebuah rekening di Inggris.
Daniel Shaviro, pakar pajak di New York University, mengutik kerugian sangat besar dari begitu banyak bisnis Trump, meskipun tingkat penjualan atau kinerjanya seringkali baik; sesuatu yang seharusnya menimbulkan kecurigaan dari para auditor. “Ada hal-hal yang tampak mecurigakan disini,” ujarnya. Dalam sebuah pernyataan pada Jumat Trump mengecam Partai Demokrat dan Mahkah Agung atas pembebasan tersebut. “Ini akan menimbulkan hal-hal mengerikan bagi begitu banyak orang,” ujarnya seraya menambahkan “Demokrat kiri radikal telah mempersenjatai segalanya, tapi ingat ini adalah jalan dua arah yang berbahaya.”