Studi terbaru yang melibatkan 5 juta orang memberikan info detail dan wawasan biologis baru tentang mengapa orang tinggi atau pendek. Iptek AdadiKompas
Petugas PKK Desa Karangrau, Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah, mengukur tinggi badan anak balita, pertengahan Februari 2021.
JAKARTA, KOMPAS — Studi terbaru yang menggunakan DNA lebih dari 5 juta orang mengungkap tentang kaitan antara variasi genetik dengan perbedaan tinggi badan. Temuan penelitian ini dapat membantu dokter mengidentifikasi orang-orang yang tidak dapat mencapai ketinggian yang diprediksi secara genetik, yang kemudian dapat membantu diagnosis penyakit tersembunyi yang menghambat pertumbuhan atau kesehatan mereka.pada Rabu ini merupakan studi asosiasi genom terbesar.
Deutschland Neuesten Nachrichten, Deutschland Schlagzeilen
Similar News:Sie können auch ähnliche Nachrichten wie diese lesen, die wir aus anderen Nachrichtenquellen gesammelt haben.
Studi Terbaru Temukan, Air Liur Cacing Bisa Hancurkan PlastikSekitar 400 juta metrik ton sampah plastik dihasilkan setiap tahun di seluruh dunia. Air liur cacing ini mungkin bisa menjadi harapan manusia.
Weiterlesen »
Studi Ungkap Kesenjangan Kesehatan: Harapan Hidup Bali Tertinggi, Papua TerendahStudi Ungkap Kesenjangan Kesehatan: Harapan Hidup Bali Tertinggi, Papua Terendah TempoTekno
Weiterlesen »
Hasil Studi Tiru di SMP/SMA Negeri Ragunan, SKO Butuh Banyak Ruang TerbukaSOLO – Rencana Pemkot Surakarta membangun sekolah khusus olahraga (SKO) bukan isapan jempol belaka. Pemkot melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surakarta, sudah menjalani studi tiru ke SMP/SMA Negeri Ragunan (Khusus Olahragawan Pelajar), Jakarta Selatan, pekan lalu. Hasilnya, SKO butuh banyak ruan
Weiterlesen »
Unpad Undang Alumni Lanjut Kuliah Magister dan Doktor, Ini SyaratnyaUnpad mengundang alumni untuk melanjutkan studi ke jenjang Magister atau Doktor melalui program SMUP Jalur Alumni Berprestasi dan Berkinerja.
Weiterlesen »
Isu Ijazah Palsu, Rektor UGM: Joko Widodo Adalah Alumnus UGMRektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Ova Emilia menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo merupakan alumnus Program Studi S1 Fakultas Kehutanan.
Weiterlesen »