Sebanyak 1.249 warga Jawa Barat berusia di bawah 40 tahun diwisuda sebagai Petani Milenal di Kampus Institut Pertanian Bogor. Mereka diharapkan jadi energi baru pertanian Jawa Barat untuk mendukung ketahanan pangan bangsa. Nusantara AdadiKompas
Satuan Pelayanan Margahayu, Lembang, Balai Benih Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat . Rizky adalah salah satu peserta Program Petani Milenial Jabar untuk mempelajari budidaya dan bisnis komoditas tanaman hias.
Yuli adalah perintis Gandrung Alam, kelompok tani gula aren di Desa Batulayang, Cililin. Anggotanya ratusan petani aren di lahan seluas 36 hektar. Sejak 2016, misinya lebih dari sekadar mencari penghasilan. Dia ingin membantu petani gula aren hidup layak. Tahun ini, saat pandemi Covid-19, dia tetap bersyukur karena masih mendapat Rp 10 juta per bulan. Dia bahkan melebarkan usaha ke Tasikmalaya, mendampingi petani gula aren di kaki Gunung Galunggung.
Kisah Yuli yang tinggal di desa, punya rezeki kota, dengan bisnis mendunia ini sejauh ini sesuai dengan Petani Milenial yang digagas Pemerintah Provinsi Jabar. Dimulai Maret 2021, 8.996 orang dalam rentang usia 19-39 tahun mendaftarkan diri.Setahun kemudian, 1.249 orang di antaranya diwisuda Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Bogor, Kamis. Yuli adalah salah satu lulusannya yang menerima rompi berwarna coklat dan topi lapangan berwarna senada.
Kondisi itu kian memprihatinkan saat banyak petani, termasuk di Jabar, berusia tidak muda. Hasil Survei Pertanian Antar Sensus 2018 yang dilakukan BPS, jumlah petani di Jabar mencapai 3.250.825 orang. Emil mengakui setahun belum bisa menggambarkan hasil akhir. Dia memprediksi hasilnya bisa dinikmati pada 2045. Saat itu, banyak anak muda kembali bertani dengan memanfaatkan perkembangan zaman.
”Jadi, sekarang saya bisa tahu tanaman mana yang butuh nutrisi. Dengan begitu, kami bisa menjaga dan meningkatkan kualitas produksi,” kata Ujang yang menjadi penjamin bagi 300 petani binaan yang mengelola lebih dari 200 hektar lahan bawang. Pilihan itu terbukti berbuah manis. Pendapatan Ujang tidak berkurang. Dia kini bahkan mendapat Rp 30 juta per bulan dari hasil penjualan bawang yang stabil. Fakta pendapatan yang menjanjikan itu, kata dia, berhasil menarik banyak petani muda untuk kembali ke kebun.Dian Nugraha Ramdani mengecek kondisi pohon kopi di kebunnya di Blok Sinapeul, Desa Sindanggalih, Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu . Dian merupakan peserta program Petani Milenial yang digagas Pemerintah Provinsi Jabar.
Deutschland Neuesten Nachrichten, Deutschland Schlagzeilen
Similar News:Sie können auch ähnliche Nachrichten wie diese lesen, die wir aus anderen Nachrichtenquellen gesammelt haben.
Libur Ramadan 2022 untuk Sekolah di Jakarta dan Jawa Barat, Berapa Hari?Selama Ramadan siswa mendapatkan libur sekolah beberapa hari pada permulaan dan menjelang Idul Fitri. Berapa lama? via: detikedu
Weiterlesen »
Sebaran 5.808 Kasus Corona Indonesia 24 Maret 2022: Tertinggi Jawa Barat dengan 1.229 Kasus - Tribunnews.comInilah update informasi sebaran konfirmasi virus corona di 34 provinsi di Indonesia, Kamis (24/3/2022).
Weiterlesen »
Minggu Depan, Warga Jawa Barat Bisa Pesan Minyak Goreng Rp 14.000 Secara OnlineGubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut mulai minggu depan warga Jawa Barat bisa memesan minyak goreng curah Rp 14.000 secara daring atau online.
Weiterlesen »
Ijtima Ulama Jawa Timur Dukung Sandiaga Uno untuk Maju dalam Pilpres 2024Dukungan yang mengalir untuk Sandiaga, lantaran sosoknya dinilai memiliki kedekatan dengan para pimpinan pondok pesantren yang ada di Jawa Timur.
Weiterlesen »
Jokowi Dorong Petani Sawit Swadaya Produksi Minyak Goreng Agar Tak Langka | merdeka.comPara petani menyampaikan persoalan petani sawit kepada Jokowi. Mereka juga membahas beberapa inovasi-inovasi yang telah dikembangkan oleh petani swadaya.
Weiterlesen »
Kementan Sarankan Petani Jagung di Pariaman Ikut Program AUTP | merdeka.comMenteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menuturkan, AUTP merupakan program proteksi bagi petani ketika mengalami gagal panen akibat perubahan iklim maupun serangan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan).
Weiterlesen »