Jauh sebelum Gerakan 30 September, warga Tionghoa yang menekuni alat musik Erl Hu sebenarnya banyak.
Di Kota Malang, dulu ada tiga perkumpulan besar yang kerap tampil bersama memainkan Erl Hu beserta alat-alat musik tradisional lainnya. Mereka bermain dalam satu grup orchestra.
Selanjutnya bermacam-macam, acara kematian juga pernah. Tapi musiknya disesuaikan,” terangnya. Selama tergabung dalam grup musik itu lah kemampuannya semakin matang. Selain bermain dalam berbagai acara, tempat yang digunakan untuk tampil juga beragam. Dulu Chambali dan grupnya pernah tampil di depan serambi hotel. Sebab, dulu orang yang menikah harus mencari tempat. Kalau tidak dapat tempat, mereka biasa menggunakan serambi. Berbeda dengan sekarang, saat grup musik sudah mendapat tempat khusus.
Sebab, dia khawatir jika kelak ada gejolak lagi seperti saat Gerakan 30 September, kebudayaan Tionghoa akan bubar lagi. Salah satu yang menjadi murid-murid Chambali adalah Batalyon Alap-alap atau Batalyon Artileri Pertahanan Udara 2. Selain itu, yang saat ini masih mempertahankan kesenian Erl Hu adalah etnis Tionghoa di Surabaya. Di samping trauma yang tidak bisa hilang pasca Gerakan 30 September, peminat Erl Hu sudah jauh berkurang.
Kemudian, Kao Hu memiliki suara yang melengking dan diibaratkan seperti suara perempuan. Lalu Tjung Hu berfungsi untuk menghasilkan suara bass. Dan, yang memiliki bentuk paling besar di antara lainnya adalah Ta Hu. ”Setiap suku di etnis Tionghoa memiliki ciri khas dalam memainkan Erl Hu. Kalau di suku kami, yang khas Erl Hu dimainkan bersama Wayang Potehi,” tandasnya.
Saat manggung, Suwito kerap mengajak Chambali kecil. Dari sana lah ketertarikan Chambali tumbuh. Sejak tertarik dengan Erl Hu, Chambali hanya belajar secara otodidak. Dia tidak mengikuti pendidikan khusus musik. Pria keturunan Suku Hokkien itu kemudian memutuskan ikut dalam Perkumpulan Ang Hien Hoo, yang tidak hanya mewadahi seni musik Tionghoa. Melainkan juga kesenian tradisional keroncong hingga modern seperti band. ”Pertama kali saya dan teman-teman tampil untuk mengiringi acara pernikahan.
”Tidak hanya di Kota Malang, tapi daerah lain juga. Kalau bukan karena Gus Dur yang membuka, mungkin sampai sekarang tidak ada kebudayaan Tionghoa,” kata dia. Meski demikian, sampai sekarang upaya untuk mempertahankan kesenian Erl Hu di Kota Malang masih minim. Meski begitu, Chambali dan sesama pelestari lainnya berupaya agar kebudayaan Tionghoa tidak eksklusif. Mereka getol mengajarkan etnis lain, termasuk orang-orang Jawa untuk melestarikan kebudayaan Tionghoa. Termasuk Barongsai.
Deutschland Neuesten Nachrichten, Deutschland Schlagzeilen
Similar News:Sie können auch ähnliche Nachrichten wie diese lesen, die wir aus anderen Nachrichtenquellen gesammelt haben.
Alasan Bos Ducati Tak Tertarik Lagi Rekrut Marc Marquez - Bolasport.comMarc Marquez sudah memberikan ultimatum pada Honda jika tidak segera membaik makan akan hengkang. Jika hal itu benar terjadi pasti banyak tim yang tertarik. Namun, tidak bagi Ducati
Weiterlesen »
Lolos ke Semifinal India Open 2023, Ginting: Seperti Bermain di Kandang SendiriGinting mendapat dukungan penuh dari penonton di India Open 2023 sehingga merasa seperti bermain di kandang sendiri.
Weiterlesen »
Tips Bercinta Agar Tidak Monoton, Beli Lingerie Baru dan Coba Bermain PeranMelengkapi dengan kejutan baru dalam rutinitas intim Anda dapat membuat permainan semakin hangat., simak tips bercinta berikut ini.
Weiterlesen »
Soal Dugaan Gerilya Ringankan Vonis Sambo, IPW: Diduga Sudah ada 'Deal' Pengaruhi Hukuman SamboBanyak pihak tertarik terkait tuntutan lima terdakwa, apa ini alasan ada pihak bergerilya?
Weiterlesen »
Liga Inggris : Liverpool Bermain Imbang dengan Chelsea 0-0Liverpool harus rela berbagi angka dengan Chelsea setelah hanya mempu bermain imbang dengan skor 0-0
Weiterlesen »
7 Makanan Ini Bantu Organ Vital Pria Besar dan Keras Saat Bermain CintaAda beberapa jenis makanan sehat yang bisa membantu membuat ukuran organ vital pria menjadi besar dan keras saat bermain cinta seperti semangka.
Weiterlesen »