YLKI Dukung Pertamina Naikkan Harga Pertamax. Ini 3 Alasannya
Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah di pasar internasional pun menjulang tinggi, pernah menyentuh US$120 per barel. Sebelumnya, Kementerian ESDM memprediksi harga minyak bisa mencapai US$130 per barel jika perang tak kunjung selesai.
Menurut Tulus, jika pemerintah tetap menahan harga Pertamax, hal ini akan berpengaruh pada meningkatnya kerugian Pertamina dan berdampak pada APBN, mengingat Indonesia masih mengimpor bahan bakar minyak. Oleh sebab itu, menurutnya, menaikkan harga BBM merupakan keputusan yang rasional. Kedua, BBM jenis pertamax tidak digunakan oleh angkutan umum. Mayoritas pengguna BBM yang memiliki nilai oktan 92 adalah kendaraan bermotor pribadi roda empat, dan sebagian kecil roda dua.
“Dikhawatirkan, jika harga di Indonesia sangat rendah, maka bisa memicu aksi penyelundupan ke negara-negara ASEAN dimaksud,” tegas Tulus.