Di tengah kenaikan harga dan kelangkaan sejumlah barang pokok, publik diributkan dengan wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Hingga kini, isu ini masih terus digulirkan sejumlah elit politik. Riset AdadiKompas KompasData
Wacana penundaan pemilu dan jabatan presiden tiga periode yang dimunculkan beberapa elit politik mendapat penolakan dari elemen masyarakat yang diwujudkan dengan pemasangan spanduk seperti terlihat di kawasan Jagakarsa, Jakarta .
Dari ide Qodari, terlihat bahwa gagasan pokoknya bukan menunda penyelenggaraan Pemilu 2024. Justru dengan amendemen UUD 1945, Qodari mengusulkan agar Joko Widodo dapat mengikuti pilpres kembali dan berpasangan dengan Prabowo Subianto untuk kemudian bersaing dengan tokoh lainnya, seperti Anies, Ganjar, bahkan Susilo Bambang Yudhoyono. Dugaan Qodari, dalam pilpres tersebut tentu pasangan Jokowi-Prabowo yang akan menang kemudian menjalankan pemerintahan di periode ketiga.
Peralihan gagasan isu ini disebabkan oleh elite politik yang melempar wacana dengan menyeret-nyeret suara publik. Di tataran elite politik, yang pertama kali membawa lagi isu ini ke permukaan ialah Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar.di media sosial sebagai landasan. Dari analisistersebut, Muhaimin menyampaikan bahwa dari 100 juta subyek akun, ditemukan 60 persen mendukung penundaan pemilu dan 40 persen menolak .
Puncak pertama perbincangan warganet terkait isu perpanjangan masa jabatan presiden berada di Senin 7 Maret 2022 pada pukul 20.00 hingga 21.00. Menariknya, puncak percakapan ini dipicu konten video yang menampilkan pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD tentang tidak adanya penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Dengan pernyataan inilah, perbincangan warganet terkait isu ini perlahan menurun intensitasnya dan mulai hilang, seakan semua kegaduhan sudah mendapat jawabannya.
Dalam pemberitaan tersebut dituliskan, berdasarkan laporan majalah Tempo edisi 5 Maret 2022, Luhut meminta ketua umum partai menyuarakan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi dan penundaan Pemilu 2024. Konten tersebut telah menghasilkan 3,6 ribu interaksi di kalangan warganet. Berkat itulah, tagar #TempoNasional menjadi tagar terpopuler dalam isu ini.
Deutschland Neuesten Nachrichten, Deutschland Schlagzeilen
Similar News:Sie können auch ähnliche Nachrichten wie diese lesen, die wir aus anderen Nachrichtenquellen gesammelt haben.
Gubernur Papua hingga Bali Absen di Proses Penyatuan Tanah dan Air di IKNSejumlah gubernur tak terlihat hadir dalam proses penyatuan tanah dan air di IKN Nusantara.
Weiterlesen »
GoTo Memulai Masa Penawaran Saham Hingga 21 MaretSetelah penantian panjang, PT GoTo Gojek Tokopedia memulai proses initial public offering (IPO). Mereka memulai penawaran awal pada Selasa (15/3) hingga 21 Maret nanti.
Weiterlesen »
Fakta-fakta Moge Tabrak Anak Kembar di Pangandaran, Kesaksian hingga Uang Santunan Rp 50 JutaDua pengendara moge Harley Davidson menabrak anak kembar berusia 8 tahun hingga tewas di Pangandaran, Jabar pada Sabtu (12/3/202).
Weiterlesen »
Lawan Arus Masuk Jalur Transjakarta di Permata Hijau, Mobil Sedan Tabrak Bus Hingga Ringsek!Bagian depan bus Transjakarta ringsek usai ditabrak sedan, kecelakaan ini membuat kemacetan lalu lintas dari arah Pondok Indah menuju Permata Hijau.
Weiterlesen »
Motif Politik di Balik Wacana Penundaan Pemilu dan Perpanjanga Masa Jabatan Presiden - Opini - koran.tempo.coMouliza K.D. Sweinstani, peneliti Pusat Riset Politik BRIN, mengkritik ide untuk menunda pemilihan umum sebagai kemunduran demokrasi dan inkonstitusional. Apa motif di balik ide tersebut? Opini KoranTempo
Weiterlesen »